Di sekitar kita banyak kejadian sebagai pelajaran berharga. Pelajaran yang tidak didapat di sekolah atau pun kuliah. Pelajaran yang hanya didapat di dalam pengalaman hidup sehari-hari.
Kejadian 1
Ada seseorang yang tadinya sehat kuat, biasa menyetir Surabaya-Jakarta pulang pergi tanpa henti. Sekarang paru-paru terkena infeksi, luka, dan dilarang dokter keluar malam. Beberapa kali terjatuh collaps di tempat kerja. Harus digotong teman-teman ke rumah atau ke rumah sakit. Menyopir Jakarta Surabaya adalah masa lalu, tidak bisa lagi dilakukannya sekarang.
Kejadian 2
Ada yang tadinya kaya raya. Bapak, ibu dan tiap anak mempunyai mobil masing-masing. Rumah luas, mentereng di kawasan elite. Memiliki banyak property. Sekarang bangkrut, rumah terjual satu per satu sehingga harus mengontrak, mobil tidak ada, tanah juga sudah terjual semua. Ditambah bapak sekarang menderita stroke. Tiada yang mengira akan demikian.
Kejadian 3
Ada yang sekolahnya pintar, mendapat bea siswa, olimpiade sains juara satu se Indonesia. Kami selalu memandang penuh kekaguman padanya dan berpikir bahwa dia akan menjadi orang sukses nantinya Berpuluh tahun kemudian setelah lulus kuliah, profesinya adalah pengajar di Bimbel, bertengkar terus dengan istri, berakhir tragis bunuh diri di hari Idul Fitri saat orang lain sedang bersuka ria. Astaghfirullahal azhim. Ini adalah sesuatu yang tak pernah terbayangkan oleh kami sebagai temannya.
***
Tidak ada yang abadi
Iki wolak-waliking jaman. Tiap keadaan bisa berubah. Bukan hanya berubah tapi bisa juga berbalik drastis. Yang sehat kuat bisa berubah sakit kronis. Yang kaya raya menjadi miskin terlunta-lunta. Yang pandai dalam intelektual bisa saja sangat bodoh dalam hal emosional. Yang tadinya berkuasa bisa tersingkir bagai tak berguna. Yang penjahat bisa bertobat, sebliknya yang alim bisa terjerumus menjadi lalim.
Semua kejadian di atas adalah kejadian nyata yang saya saksikan di sekitar. Masih banyak kejadian lain. Sikap terbaik bagi kita bila sedang naik adalah tetap rendah hati. Jangan sombong, jangan meremehkan orang yang di bawah kita.
Sikap terbaik
Rendah hati adalah sikap terbaik. Jangan mentang-mentang. Pada posisi di atas, jagalah pertemanan. Jika anda tetap di atas, ya syukur alhamdulillah. Jika terjatuh, percayalah: anda akan sangat membutuhkan teman.
Bila bisa bantu mereka yang sedang di bawah dengan bantuan yang tidak melenakan, lakukanlah. Didik mereka dengan didikan yang tidak melecehkan. Mumpung anda berada di atas, perkataan anda akan didengar.
Rendah hati dan tidak sombong itu perlu dan penting. Karena dengan contoh banyak peristiwa di dunia, kita tahu posisi di atas itu tidak selamanya. Ibarat roda berjalan, kadang di atas kadang di bawah. Ibarat bumi berputar, kadang terang kadang gelap.
Sekarang bupati bulan depan masuk bui. Sekarang konglomerat siapa tahu dua tahun kemudian jatuh melarat. Sekarang karyawan, pekan depan pengangguran.
Maka teman itu perlu. Dalam keadaan terjatuh, teman dapat mengangkat kita. Menunjukkan jalan keluar dari permasalahan. Membantu dalam tiap langkah.
Siapa mau menjadi teman kalau anda hina dia saat anda jaya? Siapa mau jadi sahabat kalau bertemu menyapa di jalan pun anda tak sempat? Saat dia sakit dan berobat, jangan kata membantu, menengok pun anda tak berminat? Saat ibu teman anda meninggal dunia, adakah anda datang dan menghiburnya?
Rendah hati dan rasa peduli adalah kunci. Tepo sliro dengan keadaan teman. Janganlah menyebut-nyebut kekayaan pribadi pada teman anda sementara anda tahu untuk kebutuhan sehari-hari dia bekerja keras setengah mati. Untuk sekolah anak dia harus buka warung di rumah sepetak. Jangan bercerita anda baru dari Hongkong kalau teman anda melihat bandara pun belum pernah.
Jangan bercerita dengan antusias bahwa anda baru menginap di hotel bintang lima kalau teman anda lewat di depan hotel pun merasa tak kuasa. Jangan bicara mengenai restoran mewah Jepang kalau dia makan di warteg pun berpikir ulang. Jangan membanggakan tesis S2 dan S3 anda kalau dia hanya lulus SMA.
Anda tahu jika terjatuh dan diterima jaring rapat maka besar kemungkinan anda selamat. Tapi jika jaringnya jarang-jarang, kemungkinan anda akan tertahan di jaring tapi kemudian tergelincir melewati jaring penahan itu. Bila jaring penahan di bawah anda hanya terdiri dari tiga atau empat tali saja, dapat dipastikan anda akan tertahan sebentar kemudian terjun ke bawah. Bayangkan jika tidak ada jaring sama sekali. Terjun bebas dari ketinggian itu sangat menyakitkan.
Teman anda jaring anda. Pertahankan mereka agar anda tidak terlalu keras menghantam tanah ketika terjatuh. Anda tidak pernah tahu kapan anda akan terjatuh. Maka waktu terbaik menganyam jaring adalah saat anda masih di atas. Kalau sudah jatuh baru menganyam jaring, namanya telat, bro.
Tangerang Selatan, Januari 2018
One thought on “Tinggi Ke Rendah”