Akhir-akhir ini banyak slogan bertema sedekah. “Makin banyak sedekah makin kaya” atau “Sedekah 10 dibalas 100. Kontan”. Dan banyak lagi lainnya.
Ada juga yang menganjurkan sedekahlah 10% dari target pendapatanmu. Misal bila pendapatan kita Rp 10 juta per bulan dan tahun depan kita ingin pendapatan kita menjadi Rp 20 juta per bulan, maka kita bersedekah Rp 2 juta per bulan. Yaitu 10% dari target penghasilan Rp 20 juta per bulan.
Setuju? Klop di hati? Ya, hitungan matematikanya memang klop. Menyenangkan? Iya, ternyata sedekah itu menyenangkan lho.
Tapi rasa-rasanya ada yang kurang pas. Masih ada yang mengganjal di hati. Sebentar ya, kita telaah lagi.
Landasan dan Contoh
Memang benar di Al Quran, mungkin juga di kitab suci lain, disebutkan sedekah akan dibalas lebih baik oleh Allah swt. Ukurannya dari 10 sampai 700 kali lipat. Bahkan dilipatgandakan lagi bagi siapapun yang dikehendaki-Nya. Hadits juga menyebutkan demikian.
Dan banyak contoh bisa dibeberkan. Termasuk Bill Gates dan Warren Buffet yang sudah mendonasikan begitu banyak harta tapi tidak menjadi miskin tapi bahkan makin kaya raya.
Juga contoh para sahabat Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Abdulrahman bin Auf ra. Mereka sedekah habis-habisan tapi malah makin lama makin kaya.
Apa Salahnya?
Sayangnya para penganut “sedekah membuat kaya” ini tidak melihat contoh lain. Nabi Muhammad saw bukanlah seorang yang kaya. Ketika meninggal, baliau saw hanya meninggalkan alat-alat masak sederhana bahkan masih berhutang meskipun tidak banyak. Sama sekali tidak ada tumpukan harta, rumah mewah, maupun ladang luas milik beliau saw. Di hidupnya, Nabi Muhammad saw biasa berpuasa bila di pagi hari tidak ada makanan di rumah.
Padahal kita tak pernah meragukan kedermawanan beliau saw. Nabi Muhammad saw adalah seorang dermawan dan lebih-lebih lagi dermawannya pada saat Ramadhan. Bahkan sering Nabi saw berhutang untuk bersedekah.
Jadi di mana balasan sedekah Nabi saw yang bgitu banyak? Mengapa Nabi saw tidak bertambah-tambah kaya?
Demikian juga sahabat Ali bin Abu Tholib kw. Beliau adalah seorang yang miskin. Istrinya Fatimah Az Zahrah ra selalu menggiling tepung untuk dijadikan roti. Simak kisah mulia berikut.
Fatimah Az Zahra ra mengadu pada ayahnya baginda Nabi Muhammad saw bahwa tangannya melepuh dan badannya sakit semua karena menggiling tepung tiap hari. Fatimah Az Zahra ra meminta Nabi saw untuk memberikan pembantu. Kata Nabi saw: ”Jika Allah SWT menghendaki,niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu.Tapi Allah menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu,dan diangkat-Nya beberapa derajat untukmu. Wanita yang menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya,Allah SWT menuliskan setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat”. Dan seterusnya masih panjang nasehat Rasul saw kepada putrinya yang intinya supaya Fatimah Az Zahra ra tetap sabar dalam kemiskinan.
Demikian juga sahabat Bilal bin Rohbah ra tetap miskin hingga akhir hayatnya.
Yang patut dikagumi adalah mereka berkedudukan sama di masyarakat. Yang miskin tidak minder dan yang kaya tidak merendahkan.
Kembalikan Fungsi Sedekah
Sedekah berari membenarkan. Dengan sedekah kita membenarkan perintah Allah swt bahwa kita harus mengeluarkan sebagian harta yang kita punya. Kita punya? Ini pun masih tanda tanya. Yang jelas harta itu dari Allah swt dan kebetulan dititipkan ke kita.
Jika kemudian yang punya meminta harta itu untuk diberikan ke orang lain, apakah kita sebagai orang yang ketitipan berhak menolaknya?
Sedekah membenarkan bahwa harta ini sekedar titipan pada kita. Pemilik mutlak tetaplah Allah swt.
Luruskan Niat
Apapun ibadah kita, saya rasa lebih baik ditujukan pada Allah swt semata. Ini lebih murni dan lebih bersih di hati. Mengena di syariah. Selaras dengan tauhid. Sesungguhnya sholatku, amalku, hidupku, matiku, hanya untuk Allah semata.
Saya takut nanti ada persangkaan bahwa orang yang miskin tidak pernah sedekah. Sampai sekarang masih banyak ahli agama yhang miskin. Mohon jangan dicap mereka pelit sedekah. Juga jangan salah, banyak orang kaya yang pelit dan jarang sedekah. Mereka mendapatkan kekayaan dengan kerja keras mereka, bukan dengan sedekah.
Maka marilah bersedekah. Mari banyak-banyak bersedekah. Tanpa mengharap akan dibalas 10x lipat di dunia ini. Bahkan tanpa mengharap balasan sama sekali. Yang kita harap hanya ridho Allah swt. Mari kembali ke khittah asal. Tiap bacaan huruf Al Quran akan diberi 10 pahala. Bukan harta atau uang di dunia. Tapi 10 pahala tabungan akhirat.
Wallahu alam bi showab
Depok, Juli 2013