Prostat (2)

Prostat

Penyebab BPH

Tidak jelas penyebabnya. Ketika ditanya dokter urologi hanya menjawab: Itu karena usia. Di atas 50 tahun, prevalensi BPH adalah 50%. Saya termasuk yang terkena. Owa…

Apa lagi selain usia? Ras. Katanya orang Afrika Amerika lebih banyak terkena. Apalagi? Genetik. Kalau generasi di atas anda terkena BPH, anda beresiko terkena juga. Terus apalagi? Makanan? Gaya hidup? Sampai saat ini tidak ada hasil yang terbukti cukup kuat mengenai hubungan makanan maupun gaya hidup dengan BPH. Jadi dokter pun tidak berani memastikan makanan yang harus dipantang maupun gaya hidup yang harus dijalani.

Tanda-tanda BPH

Bisa dilihat dari kencing.

  1. Frekuensi – delapan kali kencing atau lebih dalam sehari
  2. Harus segera – Berkurangnya kemampuan menahan atau menunda kencing
  3. Kesulitan memulai kencing
  4. Pancaran lemah atau terhenti-henti
  5. Masih menetes pada akhir kencing
  6. Nokturia – sering bangun untuk kencing saat tidur malam
  7. Kencing terasa tidak tuntas, serasa masih belum keluar semua.
  8. Kencing di celana – tidak bisa menahan kencing
  9. Perih setelah kencing atau setelah ejakulasi
  10. Kencing yang berubah warna atau bau

Itu tanda-tanda BPH. Karena memang letak prostat tepat di bawah kantung kemih. Dan saluran kemih (urethra) tepat melewati tengah prostat. Maka pembesaran prostat akan menekan saluran kemih dan juga ke atas ke kantung kemih. Saluran kemih menyempit mengakibatkan tanda-tanda seperti di atas.

Kapan Harus ke Dokter

Tanda-tanda BPH di atas bisa juga menandakan kondisi yang lebih serius, misal kanker prostat. Seseorang dengan tanda-tanda BPH di atas harus segera memeriksakan diri ke dokter bila:

  1. Sama sekali tidak bisa kencing
  2. Perih, sering kencing atau tidak bisa menahan kencing, dengan disertai demam.
  3. Ada darah di air kencing
  4. Sakit di bagian perut bawah dan di saluran kencing

Bagaimana Dokter Mengetahui BPH?

Dokter memeriksa adanya BPH dengan cara:

  1. Meraba melalui dubur.

Ini disebut Digital Rectal Exam (DRE) atau kadang secara singkat disebut Rectal Exam, yaitu diagnosa fisik untuk prostat. Dokter memakai sarung tangan dan memasukkan satu jari ke dubur. Dari sana dapat diraba seberapa besar prostat, dan juga apakah ada kelainan struktur yang mengisyaratkan adanya kanker. Persiapkan diri anda dengan rasa tidak enak ketika dokter memasukkan jarinya. Soalnya permintaan maaf dari dokter tidak mengurangi sakit ketika jari dimasukkan ke dubur. Apalagi permintaan maafnya hanya basa basi. Karena bagaimana pun pemeriksaan ini harus dijalankan untuk mengetahui gejala awal.

dre

Digital Rectal Exam. Courtesy: visuals.nci.nih.gov

Dalam kasus saya, dokter mengatakan prostat saya jelas membesar, sangat membesar. Dia dapat dengan mudah meraba prostat saya. Maka dia langsung menyarankan operasi TURP. Apa itu TURP? Salah satu opsi untuk operasi prostat. Ya, apa itu? Nantilah dijelaskan. Makanya baca teyus.

  1. USG

Dengan USG (Ultrasonography) bisa dilihat seberapa besar prostat. Transducer atau probe disentuhkan ke perut, digeser-geser untuk mendapatkan gambar dan posisi yang tepat. Di layar monitor dokter bisa melihat organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, dan lain-lain termasuk prostat. Ukuran organ bisa dihitung secara pendekatan.

Prostat2
Contoh gambar USG. Courtesy: www.hitachi-medical-systems.eu

Ukuran normal prostat adalah 4x3x2 cm = 24 cm kubik. Dalam kasus saya, ukurannya menjadi 5,2 x 4,9 x 4,8 cm = 122 cm kubik. Whoa, lima kali lipat ukuran normal. Pantas saja sampai saluran kemih tertutup sama sekali. Tapi ketika saya tanya apakah ini kanker prostat, beliau menjawab sepertinya bukan. Karena kanker punya struktur yang berbeda. Sedang prostat saya meskipun membesar sampe sak hoh hah alias segede gajah tapi terlihat mempunyai struktur yang sama. Meski demikian, untuk memastikan apakah ini kanker harus dengan biopsy. Apa itu biopsy? Nanya mulu nih. Baca teyus saja.

  1. Selain DRE dan USG, ada juga MRI dan CT Scan. Tapi saya tidak mengalami keduanya, sehingga tidak bisa bercerita banyak. Tidak usah ditulis ya, biar pada nggoogle ndiri.
  2. Juga diperiksa urine dan darah. Apa yang diperiksa di keduanya saya tidak begitu jelas. Mungkin untuk memastikan ada tidaknya infeksi dan penyakit lain.

End of part 2

<<    [1]    [2]    [3]    [4]    [5]    >>

Depok, Februari 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *