Di banyak laporan medis, ternyata tangan menjadi media yang paling banyak menularkan virus. Ini karena tangan banyak mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi tangan misalnya untuk membuka pintu, memegang uang dan memasukkan ke dompet, mengambil barang di super market, makan, minum, mengucek mata, mengupil, membersihkan telinga, mengusap peluh di dahi, menggaruk, memijat, memegang, mengangkat, membersihkan meja, memundurkan kursi, serta seabrek fungsi lain. Peran ini yang membuatnya banyak berhubungan dengan hal-hal di luar tubuh manusia, dan berpotensi membawa virus masuk ke tubuh.
Sebuah video menunjukkan simulasi penyebaran virus memakai cairan X yang dapat bercahaya ketika disinari ultra violet. Di sebuah jamuan makan sebanyak 15 orang berkumpul. Satu orang telapak tangannya diberi cairan X. Cairan ini tak terlihat di lampu biasa. Kemudian makan prasmanan berlangsung normal. Di akhir makan bersama, diberi pengumuman penjelasan dan kemudian lampu dimatikan, dihidupkan lampu ultra violet. Ternyata semua orang mempunyai cairan berkilau di tangannya. Banyak orang mempunyai cairan ini di wajahnya, di pipi, bibir, dekat mata, telinga. Juga di baju, di meja, kursi, sendok, garpu, serbet. Bahkan orang yang makan sendirian di pojok pun mempunyai cairan berkilau ini.
Ternyata tanganlah penular utama virus. Diperiksa, media penular terbanyak adalah tutup makanan yang harus dibuka tutup ketika mengambil makanan. Juga sendok sayur dan alat pengambil makan. Semua yang dipakai bersama adalah media penularan. Penderita (disimulasikan dengan diberi cairan berkilau di tangannya) hanya 1 orang. Di akhir acara telah menularkan virus ke semua orang di dalam ruangan tersebut.
Bukan berarti tangan adalah bagian yang paling bersalah di sini. Simulasi ini bagi saya menunjukkan betapa pentingnya tangan bagi manusia. Banyak sekali tugas yang harus dilakukannya.
Covid-19 menyadarkan saya betapa besar peran tangan. Dia organ vital pembantu manusia. Tapi sering kita abaikan dan tidak kita pikirkan secara mendalam.
Satu telapak tangan mempunyai 27 tulang. Ini belum termasuk tulang di lengan atas mau pun bawah. Dengan tak terhitung otot yang membuat tangan sangat fleksibel. Dapat bergerak ke kiri kanan, atas bawah, menggeleng seperti kipas, atau berputar seperti gasing, satu saat menggenggam, satu saat lurus, jari tertutup maupun terbuka, gemulai bak penari, atau keras dan kuat bak pesilat tangguh. Sangat fleksibel.
Contoh kecil, ketika mengangkat gelas kita melakukannya hampir-hampir tanpa berpikir. Tapi ketika para ilmuwan ingin menciptakan lengan robot yang dapat mengangkat gelas, ternyata kerumitan mendera. Ditekan terlalu keras, gelas pecah. Ditekan terlalu lunak, gelas lolos dari pegangan dan jatuh. Pertanyaan besar, berapa tekanan yang harus diberikan agar lengan buatan dapat mengangkat gelas? Tergantung berapa banyak air di dalamnya. Juga tebal tipis gelas. Juga harus ada sensor bahwa gelas akan terpeleset ketika tekanan kurang. Harus ditambah tekanannya. Tapi tidak boleh sampai menyebabkan gelas pecah. Juga adanya sensor friksi antara gelas dan tangan buatan. Ada gelas yang kesat, ada juga gelas yang licin, misal karena terkena minyak. Begitu banyak yang harus dipikirkan ilmuwan agar sebuah lengan dapat mengangkat gelas dengan aman, sementara kita melakukannya secara otomatis, tanpa memikirkan bahwa ini adalah hal yang rumit, njlimet, ruwet, perlu banyak kecerdasan.
Ini bukti bahwa tangan sangat fleksibel:
- Tangan dapat menerima dan memberi.
Masalahnya, apakah kita ingin berperan sebagai penerima atau pemberi? Hanya mohon diingat, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
- Tangan dapat memukul atau mengelus.
Kita bisa memilih menjadi seorang yang kasar atau lembut.
- Tangan dapat mengusir atau memanggil.
Tinggal diubah arahnya. “Pergi sana!” menjadi “Datanglah kemari”.
- Tangan dapat bekerja maksiat atau bekerja taat.
Mau mencuri atau membantu memanggul barang? Pekerjaan haram atau halal?
Dan di era digital, tangan dapat berbicara baik atau menyebar kebencian serta hoax. Yang terakhir ini sangat benar di masa Covid-19. Lebih banyak komunikasi dilakukan daring daripada bertatap muka. Kata-kata lebih banyak diucapkan oleh jari daripada dengan lidah. Maka pilihlah kata-kata yang bijak, sejuk. Sudah cukup Covid-19 menjadi fitnah besar bagi umat manusia. Jangan tambah lagi dengan jari feksibel anda.
Oh, ya. Sudahkah hari ini bersyukur bahwa tangan kita berfungsi baik?
Pamulang, Mei 2020