Jualan Mobil

mobilSaya menjual mobil saya, Toyota Corolla. Sudah empat tahun umur mobil ini.
Ada seorang calon pembeli, orang India, Hindu yang melihat mobil saya. Dia tidak tahu banyak mengenai mobil, dan membawa temannya sesama India untuk mengecek mobil. Setelah mencoba mobil saya berputar-putar di Corniche, mobil kembali parkir di dekat rumah. Dia terlihat puas dengan kondisi mobil. Saya tawarkan harga 33 ribu dirham. Akhirnya sepakat di 32 ribu.

Dia berencana mendapatkan pinjaman dari kantornya karena pinjaman dari kantor tanpa bunga. Syaratnya harus ada surat penawaran. Saya tidak bisa membuat surat penawaran karena harus ada cap perusahaan penjual mobil. Maka kami pergi ke Airport road, di tempat penjualan mobil bekas. Di satu toko, kami minta dibuatkan surat penawaran. Pemilik toko mau membuatkan dengan ongkos 200 dirham. Ketika akan dibuatkan, pemilik toko menanyakan harga. Tatkala dikatakan harganya 32 ribu dia mengatakan tidak bisa dituliskan harga segitu. Maksimum harga Corolla umur empat tahun adalah 30 ribu dirham. Itupun harus full option dan kondisi prima. Padahal milik saya bukan full option. Juga kondisinya biasa. “Good condition” lah, bukan “prime condition”.

Setelah ngotot-ngototan lama dan dia tetap tidak mau, kami pindah ke toko sebelah. Di sini pun sama. Pemilik toko hanya mau menuliskan harga 30 ribu atau kurang. Akhirnya dengan berat hati calon pembeli saya setuju. Ini berarti dia hanya akan mendapat pinjaman 30 ribu dari kantornya. Selesai surat dibuat, kami pulang.

Sesampai di rumah, malam itu saya mondar mandir di rumah memikirkan apakah adil saya menjual dengan harga lebih dari pasar. Para pemilik toko mengatakan maksimum harga adalah 30 ribu. Itu pun dengan kondisi prima dan full option. Saya mengatakan pada diri saya, ini adalah zholim. Memberikan harga mahal ke orang yang tidak tahu mobil. SIM pun baru dia peroleh sebulan lalu. Karena euphoria kegembiraan mendapatkan SIM, di samping ketidaktahuan harga, dia mau saja membeli dengan harga mahal mobil pertama yang dia lihat. Apakah adil harga mahal saya? Dan orangnya kelihatan konsisten. Dia tetap dengan komitmennya membeli mobil saya biarpun ditawarkan mobil sejenis dengan harga lebih rendah.

Besoknya kami ke asuransi untuk mengurus asuransi mobil. Di sana akhirnya saya tidak tahan dan mengatakan bahwa harga harus diturunkan menjadi 30 ribu. Harga 32 ribu terlalu mahal. Dia kaget dan mengatakan tidak perlu diturunkan, ini sudah suka sama suka. “Saya sudah setuju dengan harga 32 ribu”, katanya.

Tapi saya tetap mengatakan bahwa harga itu terlalu mahal. Harga pasaran maksimum adalah 30 ribu. Kemudian terjadi kelucuan ketika calon pembeli menawar dengan harga tinggi, dan penjual menawar dengan harga lebih rendah. Akhirnya saya katakan: “Kalau tidak mau 30 ribu, jangan beli mobil saya”. Akhirnya dia setuju.

Ketika dia menanyakan mengapa saya berubah pikiran, saya katakan saya percaya apa yang disebut orang Hindu sebagai karma. Jika kita berbuat baik ke orang lain, orang akan berbuat baik ke kita. Kalau kita bertindak adil, orang akan bertindak adil ke kita. Kalau kita perlakukan orang lain dengan zholim, kelak kita akan diperlakukan zholim oleh orang lain.

Kemudian saya katakan bahwa saya sudah memutuskan untuk mengubah hidup menjadi seorang pengusaha. Suatu keadaan yang sama sekali baru. Yang tadinya zona aman mendapat gaji setiap bulan, sekarang tidak ada lagi jaminan mendapatkan penghasilan. Dari yang tadinya zona nyaman mengerjakan sesuatu yang sudah saya tahu, menjadi zona ketar ketir tidak tahu persoalan apa yang menghadang di depan. Untuk ini saya butuh bantuan banyak orang. Karenanya tidak berani saya menzholimi seseorang saat ini. (semoga juga untuk saat-saat mendatang). “Saya seumur hidup adalah karyawan.”, kata saya. “Enterpreneur adalah bidang baru yang saya belum tahu seperti apa nantinya. Maka jangan sampai menyakiti seseorang ketika akan memasuki zona rawan seperti ini”.

Dia terlihat memahami alasan saya. Kemudian kami terlibat diskusi panjang mengenai agama. Mengenai nilai-nilai, mengenai puasa, mengenai Ramadhan, mengenai ketuhanan.

Yah, semoga Allah mengganti dua ribu dirham saya dengan rumah di surga. Karena katanya kalau bisa membawa seseorang masuk Islam, akan dibuatkan rumah di surga. Siapa tahu …

Abu Dhabi, Agustus 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *