Antara Ankara dan Bandung

AnkaraBandungAnak pertama saya lulus SMA tahun 2013 ini. Diterima di dua perguruan tinggi negeri. Pertama di ITB Bandung, jurusan Teknik Industri. Kedua di METU (Middle East Technical University) di Ankara, Turki dengan jurusan yang sama.

Setelah dihitung-hitung, ternyata biaya kuliah di Turki dan di Bandung mirip. Kami perinci satu per satu pengeluaran selama kuliah, dan kami bandingkan antara keduanya.

Di ITB, uang kuliah Rp 8 jt satu semester. Itupun setelah kami mengajukan permohonan subsidi. Biaya kuliah  normal tanpa subsidi adalah Rp 10 juta.

Di METU, Turki, uang kuliah 1500 Turki Lira, atau setara dengan Rp 7.5 juta per semester. Ini karena METU adalah universitas pemerintah. Universitas swasta (yang baik) berbiaya lima kali lipat universitas negeri.

Mengenai tempat tinggal, di Bandung kami harus membayar kost anak. Di Turki ada yayasan yang siap menampung secara gratis.

Soal makan, di Bandung memang lebih murah daripada Turki. Tapi menurut cerita, kantin di Universitas Turki memberikan diskon untuk pelanggan yang punya kartu pelajar.

Ongkos transpor di Bandung lebih murah. Tapi di Turki ada diskon khusus untuk pelajar yang naik angkutan umum.

Maka kesimpulan kami, biaya kuliah di Turki tidak beda jauh dengan di Bandung. Yang berbeda dalam masalah biaya hanya ada dua.

Pertama adalah tiket pesawat Turki-Indonesia. Ini kami sudah wanti-wanti bahwa jika ia kuliah di Turki, mudik hanya boleh satu tahun sekali.

Kedua adalah biaya komunikasi ketika kita akan menelepon ke anak. Tapi yang kedua ini bisa disiasati dengan internet. Bisa dengan chat, Whatsapp, LINE atau lainnya.

Kelebihan kuliah di ITB adalah national exposure. Karena alumni ITB sudah ada di mana-mana di seluruh Indonesia, maka mencari kerja di Indonesia dengan ijazah ITB akan lebih mudah.

Sebaliknya, di Turki ia akan mendapat international exposure. Untuk ini saya melihat Turki lebih bernilai plus. Di jamannya nanti, saya percaya international exposure akan bernilai lebih. Karena hubungan yang tanpa batas negara akan lebih berkembang. Internet sudah merupakan barang primer, gadget adalah mainan anak-anak, komunikasi makin murah dan beragam baik teks, gambar, video, tele conference, dan lain-lain.

Sekarang ini penerimaan calon PNS sudah lewat internet. Baik pendaftaran, pengujian, maupun pengumuman. Ini berarti pemerintah sudah menganggap seluruh masyarakat Indonesia melek internet. Dan memang demikianlah adanya. Sosial Media macam Pesbuk dan Twitter sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Hatta masyarakat menengah ke bawah sekalipun.

Jika kita melihat perkembangan dunia, terlihat komunikasi telah benar-benar mendekatkan jarak. Contact Centre perusahaan-perusahaan Amerika sekarang dikuasai India. Bahkan orang India belajar aksen Amerika sehingga orang Amerika merasa ‘homy‘ ketika mereka mendapati operator di Contact Centre berbicara dengan aksen mereka.

Barang-barang merek Eropa ternyata pabriknya di China. Elektronik Korea merajai dunia. Sertifikasi ISO masih selalu menginduk ke USA. Bukanlah dunia sudah makin mengecil? Bukankah hubungan antar negara sudah sangat jamak dilakukan?

Jadi sekarang pun international exposure sudah menjadi nilai plus. Apalagi jaman lima – sepuluh tahun mendatang, di mana Lion Air sudah bertambah 200 pesawat lagi dan Garuda bertambah 100 armada. Perjalanan dengan pesawat sudah bukan kemewahan tapi merupakan keharusan.

Tambahan lagi METU adalah universitas yang baik. Bahkan orang lokal Turki sekalipun merasa terhormat bila bisa masuk METU. Univesitas ini mendapat World University Rankings 201 – 225 terbaik dunia menurut Times Higher Education versi tahun 2013-2014, dan World Reputation Rankings 51-60 versi tahun yang sama.

Pertimbangan lain adalah hizmet. Apa itu hizmet? Ini adalah gerakan moral Turki. Dipelopori oleh Fethullah Gullen, gerakan moral ini menjadikan orang-orang Turki sangat bersahabat dan peduli terhadap sesama. Bagi yang belum tahu hizmet, lebih baik segera bertanya ke mbah Google. Saya percaya Indonesia perlu hizmet. Bagi yang ingin mempelopori hizmet di Indonesia, count me in.

Serpong, September 2013

One thought on “Antara Ankara dan Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *