Ibadah itu ada yang berat dilakukan tapi murah biayanya. Contohnya sholat malam dan berpuasa. Berat, tapi tidak perlu keluar uang. Jika anda membantu membawakan barang berat maka anda berada di kuadran ini.
Ada juga yang mudah dikerjakan tapi mahal. Contoh adalah zakat dan sedekah. Perlu keluar uang walau aksi yang dilakukan sedikit.
Ada juga yang berat dikerjakan dan mahal biayanya. Contoh adalah haji dan jihad. Perlu uang dan juga perlu tenaga secara fisik untuk melakoni. Ini adalah puncak-puncak ibadah. Karena perlu pengorbanan fisik dan mental.
Tapi ada juga yang ringan dilakukan dan murah biayanya. Contoh adalah dzikir dan doa.
Tapi jangan dikira dzikir itu kecil balasannya. Tidak, sekali-kali tidak. Ia sangat berat di timbangan. Salah satu hadits Nabi saw mengatakan ada dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai Ar-Rahman, yaitu Subhanallahi wa bi hamdihi subhanallahil-Azhim.
Catatan: hadits ini mempunyai redaksi yang indah bagai sajak di bahasa Arabnya.
Balasan dzikir itu besar bagi yang melakukan. Tasbih, tahmid, takbir, harus didawamkan agar tercapai maksudnya yaitu melembutkan hati. Sehingga pelakunya dapat mencapai derajat mukmin yang sesungguhnya. Ibarat mengukir patung kayu, jihad dan haji adalah bagai kapak yang membentuk patung secara garis besar, dzikir adalah pisau kecil atau pahat untuk mengukir ukiran yang menghaluskan.
Ada ribuan dzikir diajarkan oleh Nabi saw untuk dipraktekkan. Mulai dari yang pendek-pendek semacam tasbih, tahmid, dan takbir; yang sedang semacam Subhanallahi wabihamdihi Subhanallahil azhim; atau yang panjang semacam sayyidul istighfar dan dua ayat terakhir Al Baqoroh. Pilih sendiri dzikir yang terasa pas di hati. Yang iman lagi turun, silakan pakai dzikir-dzikir pendek untuk mempertahankan keimanan dan agar tidak bosan. Bagi yang lagi beriman tinggi silakan pakai dzikir-dzikir panjang agar dahaga iman terpuaskan.
Teman pernah mengatakan kita dapat dengan mudah melihat seorang sopir itu Islam atau bukan. Yaitu dilihat dari reaksinya terhadap macet. Bila dia misuh-misuh atau memaki-maki, maka dia bukan Islam. Jika dia tenang, santai, bahkan berdzikir, maka jelas sudah keislamannya.
****
Dzikir bisa dilakukan kapan saja. Tidak memerlukan waktu khusus seperti puasa; tempat dan baju khusus seperti haji; maupun posisi khusus seperti sholat. Dzikir dapat dilakukan saat sakit maupun sehat, saat hujan maupun panas, saat perjalanan ataupun mukim.
Banyak orang lupa berdzikir ketika kesempatan itu tiba. Menunggu bis, di dalam angkot, sedang menyopir, di dalam antrian ke kasir. Daripada menggerutu atau memaki-maki, bukankah dzikir itu lebih manfaat?
Mari budayakan bertakbir daripada memaki kemacetan, bertahmid daripada nganggur di antrian, bertakbir daripada bengong di bis kota, bertahlil daripada bersenandung saat menyeterika baju.
Kata Al Quran: “Sesungguhnya dzikir itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”. Jadi maaf bagi yang tidak beriman, nampaknya dzikir tidak bermanfaat bagi anda.
Tangerang Selatan, Agustus 2013
One thought on “Mudah, Murah, Manfaat”