Jejak Digital

Rekam jejak digital itu tidak pernah hilang. Hati-hati jika anda menulis di web atau pasang gambar. Atau video. Bahkan hanya emoticon. Sekali anda menulis, semua itu terekam di hard disk sang pemilik aplikasi. Dan mereka punya arsipnya. Juga tidak menutup kemungkinan orang yang membaca akan menyimpannya sebagai arsip.

Jika anda menuliskan hate speech alias ujaran kebencian di internet, itu bisa dipakai lawan anda lima atau sepuluh tahun mendatang.

Juga bila anda menuliskan kekaguman pada seseorang. Itu juga akan bisa dipakai melawan anda bertahun-tahun kemudian.

Di mana pn anda menulis, laman web, Facebook, Twitter, email, Instagram, Whatsapp, Line, atau aplikasi lain, jejak digital anda terekam jelas. Dan hati-hati, jejak digital itu tersebar luas dan tidak akan bisa dihapus.

Ada artis cantik yang dahulunya biasa berpose seronok. Dan mengunggah foto-foto itu di internet. Kemudian dia sadar dan sekarang berpakaian sopan. Dia menghimbau orang-orang untuk menghapus foto-fotonya yang dahulu. Himbauan yang sangat sukar untuk bisa terlaksana. Rekam jejak digital sudah tersebar ke mana-mana. Bagaimana orang mau menghapus foto-fotonya yang seronok dahulu?

Guru saya pernah mengatakan jika engkau ingin menuliskan kemarahanmu, tulislah dan simpan dahulu, jangan ditengok lagi. Selang 24 jam kemudian, buka dan baca lagi. Anda akan menemukan banyak kata-kata yang tidak seharusnya anda tuliskan. Revisi tulisan anda, hilangkan kata-kata ‘hate speech’, baru kirim.

Itu baru di dunia. Bagaimana dengan akhirat?

Sungguh, makin maju dunia, makin canggih teknologi, makin rasional cerita-cerita akhirat.

Jejak digital kita terekam, dan tidak terhapus bertahun-tahun kemudian. Bagaimana dengan catatan malaikat? Pasti punya teknologi yang lebih canggih. Database lebih besar. Penulisan lebih rinci. Kalau dulu kita cukup dengan “segala amal kita tercatat dalam kitab yang tebal”. Maka di  jaman ini kita lebih bisa faham dengan “catatan anda tersimpan di database yang besar”. Kalau dulu disebutkan “malaikat di kiri kanan mengawasi anda”. Bahasa sekarang adalah “kamera di banyak tempat memonitor anda”. Kalau dulu dikatakan “manusia akan dibalas sesuai amalnya”. Sekarang, ancaman lebih difahami sebagai “Rekam jejak digital anda akan menjadi saksi yang tidak akan terhapus selamanya”.

Jaman informatika mengubah dunia dan membuat saya memahami “catatan amal” lebih baik. Pencatatan teliti yang tidak lekang dimakan jaman, bahkan ketika jaman sudah tidak ada. Catatan itu ada di mana pun kita berada. Sendiri maupun di keramaian, siang maupun di malam sunyi. Dan di satu saat nanti, catatan itu akan dipakai “for you“ atau “against you”. Meringankan atau memberatkan kita. Seperti juga di pengadilan ada saksi-saksi. Saksi ini bisa meringankan terdakwa, bisa juga memberatkan. Makin banyak saksi meringankan, hukuman bisa dikurangi. Atau bahkan bebas. Makin banyak saksi memberatkan, hukuman makin berat.

Sekarang saya jadi takut menulis di web. Di kemudian hari bisa-bisa tulisan itu kembali ke saya sebagai “against me’’. Mulai saat ini, saya menahan jari menulis yang jelek-jelek.

Tapi yang lebih penting lagi adalah jejak catatan malaikat. Apakah “for you” atau “against you” di akhirat nanti? Dan tidak ada cara untuk menghapus jejak catatan malaikat itu.

Pamulang, Juli 2018

One thought on “Jejak Digital

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *